Selamat Berdinas KRL Seri 205 Wajah Cerita Peri!
(17/9) – KRL Seri 205 wajah cerita peri atau lebih dikenal dengan sebutan “Marchen” yang tiba di tanah air pada HUT RI ke-74 (17/8) lalu akhirnya berdinas melayani penumpang setelah tepat satu bulan sejak kedatangannya. Kedua rangkaian wajah cerita peri yaitu rangkaian eks KeYo M35 (eks ToTa E1) dan eks KeYo M64 (eks ToTa E4) mulai berdinas pada hari yang sama namun jam berbeda.
Rangkaian eks KeYo M35 beroperasi sejak Selasa pagi, mengawali operasional sebagai KA 1040 relasi Depok-Bogor lalu terusannya. Sebelumnya, rangkaian ini terlebih dahulu diubah menjadi rangkaian formasi 12 kereta (SF12) pada Sabtu (14/9) lalu.
Pengubahan formasi dilakukan dengan menambah empat unit kereta yang terdiri dari dua kereta kabin dan dua kereta motor dari rangkaian eks KeYo M14 (eks YaTe 45) pada urutan ke-8 sampai ke-11. Berbeda dengan rangkaian-rangkaian KRL seri 205 sebelumnya yang langsung digandeng begitu saja sehingga kereta kabin nomor urut 1 dan 12 memiliki nomor berbeda, kereta kabin rangkaian eks KeYo M14 diselipkan di tengah. Dengan demikian, rangkaian eks KeYo M14 dapat dianggap telah hilang seperti halnya KRL seri 203 rangkaian eks MaTo 51 dan KRL seri 8000 rangkaian 8007F yang “diserap” oleh rangkaian lainnya.
Sementara itu, rangkaian eks KeYo M64 berdinas dengan formasi aslinya. Eks KeYo M64 berdinas mulai sore hari, menggantikan rangkaian lain yang dikabarkan mengalami gangguan. Eks KeYo M64 kemudian mengisi perjalanan menuju Jatinegara via Kampung Bandan. Berbeda dengan rangkaian eks KeYo M35 yang menggunakan sistem propulsi VVVF-IGBT dengan formasi asli 4M4T dan setelah perubahan stamformasi menjadi 6M6T, rangkaian eks Keyo M64 masih menggunakan sistem propulsi rheostatik dengan formasi asli 6M2T.
Untuk interior dari kedua rangkaian KRL Seri 205 “Marchen” ini mempunyai layout yang berbeda dari KRL Seri 205 yang umum berada di Indonesia. Interior KRL Seri 205 “Marchen” mempunyai tuas pintu darurat di atas pintu dan bukan di bawah kursi seperti pada kereta SaHa 204. Konstruksi dinding atas kereta juga lebih miring dibanding KRL Seri 205 biasa. Tidak hanya itu, peletakan lampu senter pada KRL Seri 205 “Marchen” berada di kiri sambungan, bukan di kanan seperti KRL Seri 205 Musashino lain. Dari pengamatan tim REDaksi, pengaturan pendingin udara pada rangkaian eks KeYo M35 telah disesuaikan sehingga cukup adem.
Selain pada rangkaian-rangkaian “Marchen”, kereta dengan layout unik ini ada pada rangkaian BUD14 di kereta MoHa 205-5064 dan MoHa 204-5064 eks MoHa 205-393 dan MoHa 204-392. Kedua kereta ini notabene berasal dari rangkaian 205-145F (eks KeYo M35, eks ToTa E1) yang dipindah ke rangkaian lain karena perubahan pada sistem propulsinya.
Wajah biasa
Dua rangkaian wajah biasa, yaitu eks KeYo M51 (eks NaHa 6) dan eks KeYo M27 (eks YaTe 51) juga sudah beroperasi. Eks KeYo M51 merupakan pembuka operasional KRL seri 205 Musashino kelompok pengapalan ke-5 pada hari Minggu lalu (15/9). Rangkaian ini juga beroperasi dengan formasi aslinya yaitu 8 kereta (SF8).
Sedangkan eks KeYo M27 menjalani hari pertama dinasannya di jalur Cikarang setelah dikirimkan dari Dipo Depok ke Dipo Bukit Duri pada Minggu malam. Seperti halnya eks KeYo M35, eks KeYo M27 juga terlebih dahulu diubah menjadi rangkaian SF12 pada Sabtu (14/9) lalu.
 (RED/MPF/IHF)
Pingback: KRL Seri 205 Rangkaian BUD7, Tersusun dari Empat Rangkaian Berbeda
Pingback: Mantap! KRL Seri 205 Wajah Cerita Peri Akhirnya Kenakan Seragam Baru