KAI Commuter akan Tambah KRL Propulsi VVVF

REDigest.web.id, 29/6 – KAI Commuter kembali mengunggah video dokumenter pengetahuan lewat fitur Reels di akun Instagram resminya. Dalam video tentang motor traksi AC dan DC untuk KRL tersebut, KAI Commuter menyebut akan menambah jumlah KRL dengan propulsi VVVF.
Lewat video tersebut, KAI Commuter menyebut bahwa motor traksi merupakan unit yang mengubah daya listrik menjadi energi penggerak roda KRL. Masing-masing motor traksi memiliki keunggulan dan kelemahan.
Motor traksi DC memiliki torsi yang lebih besar. Motor traksi yang umumnya hadir bersama dengan propulsi rheostatik maupun chopper tersebut sayangnya memiliki kelemahan yaitu perawatan yang harus lebih ekstra.
Sementara itu, motor traksi AC yang umumnya hadir bersama propulsi VVVF merupakan teknologi yang lebih baru. Sistem ini memungkinkan pemakaian daya yang lebih hemat dengan perawatan yang lebih mudah.
View this post on Instagram
Menutup video, KAI Commuter menyebut akan menambah jumlah KRL dengan propulsi VVVF. Sebelumnya, KAI Commuter telah menandatangani nota kesepahaman dengan INKA untuk pengadaan KRL buatan baru dengan teknologi VVVF. Tak lama berselang, JR East juga telah memaparkan KRL buatan baru pada KAI Commuter.
Cara KAI Commuter menambah jumlah KRL propulsi VVVF
Selain dengan membeli KRL buatan baru maupun KRL bukan baru dengan teknologi VVVF, penambahan jumlah KRL dengan propulsi VVVF juga dimungkinkan dengan melakukan peremajaan pada KRL. Praktek peremajaan KRL dari propulsi non VVVF ke VVVF ini sangat lazim di dunia.
Bahkan, beberapa KRL seri 205 dan 6000 yang KAI Commuter datangkan sejak 2016 hingga 2020 lalu merupakan KRL hasil peremajaan tersebut. Sementara itu, KRL seri 205 dan 6000 yang KAI Commuter datangkan sejak 2010 hingga 2016 lalu merupakan KRL dengan keadaan asli sebelum peremajaan.
Teknologi VVVF umumnya menggunakan komponen semikonduktor sebagai bahan dasarnya. Sayangnya, saat ini sedang terjadi krisis komponen semikonduktor di pasar dunia. Krisis ini tidak hanya memengaruhi produksi VVVF, namun juga produksi di sektor otomotif maupun elektronik. Krisis yang telah terjadi sejak 2020 akibat pandemi COVID-19 ini diprediksi baru akan selesai secepatnya pada 2023. (RED/MPF)