Fakta KATeknis

Pengamat Sebutkan Tiga Perusahaan Potensial Calon Armada KAI Commuter, Apa Saja?

Ilustrasi: Rangkaian KRL seri E217 KuRa Y-15 berjalan sebagai formasi 11 kereta | Foto: 2427junction

Isu peremajaan KRL Commuter Line Jabodetabek menjadi hangat beberapa hari belakangan ini. Pasalnya, pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menyebutkan 10-12 rangkaian KRL harus pensiun tahun 2023. Sementara 16 rangkaian harus pensiun pada 2024. KAI Commuter pun harus melakukan peremajaan, yang sayangnya terkendala sejumlah masalah administratif.

Dalam laporan tersebut, ia menyebutkan ada tiga perusahaan yang telah siap mengirimkan armada KRL bekas ke Jakarta. Perusahaan tersebut adalah JR East, Tokyo Waterfront Rapid Transit, dan Toei Subway.

Ketiganya pun saat ini secara kebetulan memiliki armada yang sedang dalam fasa penggantian, ataupun sudah ada rencana penggantian. Apa saja armada yang sedang dalam penggantian? Berikut informasi yang Tim REDaksi dapat himpun dari rencana pemensiunan armada di sana.

Disclaimer: Informasi dari armada di bawah ini adalah berdasarkan pendapat pengamat terhadap armada pada tiga perusahaan yang disebut-sebut menjadi calon pemasok armada KAI Commuter yang beredar di media. Jadi atau tidaknya armada ini datang, adalah hak prerogatif dari KAI Commuter.

JR East

Sebuah momen di Stasiun Soga saat KRL seri E217 jalur Yokosuka bertemu dengan KRL seri 205 jalur Musashino yang akan dikirim ke Indonesia. Akankah kemudian KRL seri E217 menyusul pergi ke Indonesia? | Foto: 2427junction

Sebagaimana yang pembaca mungkin telah sering dengar di media sosial, JR East merupakan salah satu perusahaan yang disebut sebagai calon pemasok KRL bekas. Usut punya usut, sejak 2020 ternyata JR East telah memensiunkan salah satu armada mereka, yakni KRL seri E217.

KRL seri E217 adalah seri KRL suburban yang JR East operasikan sejak 1995 silam. KRL ini merupakan hasil pengembangan dari KRL seri 209 yang telah berdinas sejak 1994. Ciri khas yang tampak pada KRL ini adalah kereta Green Car dengan konstruksi double deckernya.

Semasa beroperasi di Jepang, KRL ini melayani penggunanya di Jalur Yokosuka. KRL ini pada awalnya memiliki stamformasi 15 kereta dengan formasi 11+4. Secara perlahan KRL ini mulai tergantikan oleh KRL seri E235 spesifikasi suburban. Saat ini masih ada tersisa 30 rangkaian 11 kereta, dan 30 rangkaian 4 kereta.

Sebelum ini pun memang rumor akan transfer ke Indonesia telah beredar di Indonesia. Puncaknya, pada 2020 silam KAI Commuter (saat masih beroperasi dengan nama KCI) mengujicobakan KRL seri 203 dengan cowcatcher dengan ukuran seperti kereta green car.

Baca Juga: Mengenal Kereta Rel Listrik JR East Seri E217

Mengingat hasil uji coba ruang bebas tidak dapat mengakomodasi kereta green car, jika KRL seri E217 terpilih maka KAI Commuter harus melakukan sejumlah adaptasi. Entah dengan menyesuaikan ruang bebas prasarana, ataupun tidak mengikutsertakan kereta green car.

Selain itu, penyesuaian juga perlu dilakukan terhadap stamformasinya, mengingat KRL ini secara pokok memiliki stamformasi 11 dan 4 kereta.

Tokyo Waterfront Area Rapid Transit

Ilustrasi: KRL Tokyo Waterfront Area Rapid Transit seri 70-000 | Foto: Akihiko Maeda, Wikimedia Commons, CC-BY-SA

Perusahaan kedua yang disebut sebagai calon pemasok KRL bekas adalah Tokyo Waterfront Area Rapid Transit, atau TWR. Saat Tim REDaksi telusuri, ternyata perusahaan ini berencana memensiunkan armada KRL seri 70-000 mulai tahun depan atau 2024 besok.

Jika KRL seri E217 milik JR East merupakan hasil pengembangan dari KRL seri 209, maka KRL TWR 70-000 justru merupakan varian langsung dari KRL seri 209. KRL ini mulai beroperasi sejak 1996 dengan pembukaan Rinkai Line.

Pada awalnya, KRL ini memiliki stamformasi 4 kereta. Namun seiring perjalanan waktu, KRL ini pun akhirnya mengalami pemanjangan stamformasi hingga menjadi 10 kereta. Di lintas KAI Commuter sendiri, KRL stamformasi 10 kereta saat ini sudah masuk ke semua lintas selain Lin Tanjung Priok, dan beroperasi beriringan dengan KRL stamformasi 8 dan 12 kereta.

Saat ini KRL seri 70-000 masih utuh terdiri dari 8 rangkaian.

Toei Subway

Ilustrasi: Rangkaian KRL Toei Subway seri 6300 | Foto: Akihiko Maeda, Wikimedia Commons, CC-BY-SA

Perusahan ketiga yang disebut sebagai calon pemasok KRL bekas adalah Toei Subway. Dari penelusuran Tim REDaksi, perusahaan ini sudah mulai memensiunkan armada KRL seri 6300 dan menggantinya dengan armada KRL seri 6500.

Nama Toei sendiri tentu bukanlah nama baru di jagat KAI Commuter. Sejak tahun 2000 di era Divisi Jabotabek, KRL eks Toei, yakni seri 6000 telah melanglang buana hingga 16 tahun lamanya. KRL seri 6300 adalah penerus langsung dari KRL seri 6000 Toei Subway. Mulai 2022, KRL seri 6300 mulai berkurang seiring dengan masuknya KRL seri 6500. Saat ini tersisa 24 rangkaian yang masih beroperasi untuk KRL seri 6300.

Seperti halnya sang pendahulu, KRL seri 6300 ini memiliki stamformasi 6 kereta untuk setiap rangkaiannya. Apabila KAI Commuter memilih Toei lagi untuk memasok armadanya, maka penyesuaian panjang rangkaian pun tidak terelakkan.

Berikut adalah informasi dari armada yang kebetulan sedang dalam fasa pemensiunan dari tiga perusahaan yang disebut-sebut menjadi calon pemasok armada KAI Commuter. Apakah kemudian salah satu, atau malah ketiga perusahaan akan memasok armadanya ke KAI Commuter, hal ini masih menjadi hak prerogatif KAI Commuter. (RED/IHF)

Ikuti kami di WhatsApp dan Google News


One thought on “Pengamat Sebutkan Tiga Perusahaan Potensial Calon Armada KAI Commuter, Apa Saja?

  • Zaki pekok

    PT Stadler INKA Banyuwangi (minsk+nexus metro)

    Balas

Tinggalkan komentar...

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

×