Berita KAIndonesiaKAI CommuterKereta Api

KAI Commuter Paparkan Potensi Krisis Armada KRL Commuter Line Jabodetabek

Ilustrasi: Armada KRL Jabodetabek di Stasiun Manggarai | Foto: RED/Ikko Haidar Farozy

REDigest.web.id, 22/2 – Isu terkait potensi krisis armada KRL Commuter Line Jabodetabek telah mengemuka sejak Januari lalu. Kala itu beredar rencana pemensiunan 28 rangkaian KRL Commuter Line pada 2023-2024 berdasarkan laporan pengamat Agus Pambagio. Sementara rangkaian KRL baru dari pabrik INKA estimasinya baru bisa jadi mulai setidaknya 2025.

Untuk memenuhi kekurangan tersebut, KAI Commuter telah berupaya mengimpor KRL bekas selagi menunggu armada KRL dari INKA jadi. Akan tetapi, meski saat ini Kementerian Perhubungan telah menyetujui, Kementerian Perindustrian justru belum memberi kabar. Bahkan pada awal Februari ini saat Tim REDaksi tanyakan kepada salah satu sumber di bidang terkait, hingga saat ini belum ada jawaban.

Presentasi kenaikan jumlah pengguna dan potensi penurunan kapasitas | Foto: Pandu Aji Prakoso, Sumber Data: KAI Commuter

Dalam acara Ngobrol Santai bersama DJKA pada Senin (20/2) kemarin, salah satu slide yang KAI Commuter paparkan cukup menarik. Tampak sebuah presentasi dalam acara tersebut yang menerangkan okupansi KRL Commuter Line dan kapasitasnya. Pada grafik kapasitas tersebut, terdapat dua jenis kapasitas yakni kapasitas dengan replacement, tanpa replacement, beserta proyeksi okupansinya.

Tampak kapasitas peak hour tanpa replacement di 2023 sebesar 375.973 orang. Namun pada 2024 kapasitas ini terjun bebas menjadi 306.889 orang hingga 2026 di mana kapasitas ini naik menjadi 370.731. Sementara itu, proyeksi jumlah pengguna terus naik dari 473.733 orang di tahun 2023 menjadi 597.042 orang di tahun 2024, 626.894 orang di tahun 2025, dan 689.792 orang di tahun 2026.

Sedangkan jika ada replacement tahun 2023, maka kapasitas peak hour menjadi 412.550 orang hingga tahun 2025. Sedang untuk 2026, kapasitas ini naik menjadi 476.380 orang. Dalam presentasi ini, KAI Commuter juga menerangkan pada tahun ini rencananya akan ada 5 rangkaian kereta yang tidak dapat lagi beroperasi, sehingga kemungkinan kepadatan tidak dapat terhindarkan.

Potensi Krisis KRL Commuter Line

Kepadatan KRL Commuter Line yang dapat berpotensi semakin menjadi-jadi jika jumlah rangkaian tidak dapat bertahan | Foto: RED/Ikko Haidar Farozy

Potensi penurunan kapasitas ini dapat mengakibatkan krisis berkepanjangan dalam pelayanan KRL Commuter Line. Sebab saat ini saja di media sosial sudah banyak keluhan terkait headway atau waktu tunggu KRL yang terlalu jauh, ataupun panjang rangkaian yang tidak memadai.

Saat ini, berdasarkan data dari Litbang GM-MarKA terdapat 106 rangkaian KRL Commuter Line Jabodetabek yang siap beroperasi. Rinciannya, 17 rangkaian dengan stamformasi (SF) pokok 8 kereta, 47 rangkaian dengan SF pokok 10 kereta, dan 42 rangkaian dengan SF pokok 12 kereta.

Dari 106 rangkaian ini, berdasarkan pantauan Tim REDaksi, KAI Commuter mengoperasikan 95 rangkaian pada hari kerja dan 90 rangkaian pada hari libur pada GAPEKA 2021. Jumlah ini terdiri dari 41 (37 pada hari libur) rangkaian Lin Bogor, 23 rangkaian Lin Cikarang, 22 (21 pada hari libur) rangkaian Lin Rangkasbitung, 6 rangkaian Lin Tangerang, dan 3 rangkaian Lin Tanjung Priok.

Sedangkan untuk saat ini, terdapat 9 rangkaian yang mengalami pemendekan SF sementara menjadi SF8 akibat alasan teknis. Hal ini menambah jumlah rangkaian SF8 yang beroperasi dan mengurangi rangkaian SF10 dan SF12 yang beroperasi. Bahkan tanpa ancaman pemensiunan rangkaian tanpa pengganti, hal ini sudah berpotensi turut serta menambah kepadatan pengguna. (RED/IHF)

Ikuti kami di WhatsApp dan Google News


One thought on “KAI Commuter Paparkan Potensi Krisis Armada KRL Commuter Line Jabodetabek

Tinggalkan komentar...

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

×