GAPEKA 2023, Argo Merbabu dan Manahan: Kereta Tambahan yang Dapat Nama Sendiri
REDigest.web.id, 29/5 – Grafik Perjalanan Kereta Api (GAPEKA) 2023 menambah sebanyak 5 layanan kereta baru yang segera berjalan pada 1 Juni nanti. Dua di antaranya adalah Argo Merbabu dan Manahan. Namun, apakah Anda Anda tahu bahwa kedua kereta tersebut awalnya merupakan kereta tambahan?
Argo Merbabu: Eks Sindoro Tambahan yang Berubah Sif
Argo Merbabu merupakan layanan kereta api argo yang memiliki relasi perjalanan Gambir ⇌ Semarang Tawang Bank Jateng. Kereta ini mengambil nama dari sebuah gunung dengan nama serupa, yakni Gunung Merbabu. Gunung Merbabu merupakan sebuah gunung api bertipe stratovolcano yang berlokasi di daerah Jawa Tengah. Pemilihan nama ini bertepatan dengan tujuan akhir kereta ini, yakni Kota Semarang.
Argo Merbabu mempunyai dua nomor KA yakni KA 19F dan KA 20F. KA 19F memulai perjalanan dari Semarang Tawang Bank Jateng pada pukul 05:50 pagi. Lalu di sepanjang perjalanan menuju Jakarta, Argo Merbabu akan berhenti di empat stasiun saja. Stasiun pemberhentian meliputi Stasiun Pekalongan, Stasiun Tegal, Stasiun Cirebon, dan Stasiun Jatinegara. Perjalanan KA 19F berakhir di Stasiun Gambir yang sampai pada pukul 11:40 Siang
Untuk perjalanan KA 20F, kereta memulai perjalanan dari Gambir pada pukul 14:20 siang dan sampai Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng pada pukul 20:29 malam. Perbedaan perjalanan kereta Argo Merbabu 20F dengan 19F yakni pada waktu keberangkatan dan waktu sama, serta pemberhentiannya. Pada KA 20F, kereta akan berhenti pada Stasiun Bekasi ketimbang Stasiun selanjutnya. Selebihnya, pemberhentian tetap sama.
Mengacu pada pemantauan di aplikasi KAI Access, Argo Merbabu memiliki rentang harga tiket sekitar Rp. 200.000-400.000. Bila dibandingkan dengan Argo Sindoro, Argo Merbabu memiliki tarif minimum yang lebih yang lebih murah.
Argo Merbabu sebenarnya bukan kereta yang benar-benar baru dari segi rute. Sebelum GAPEKA 2023 ditetapkan, kereta ini memiliki nama Argo Sindoro Tambahan. Walau kedua kereta memiliki waktu keberangkatan dan waktu sampai yang berbeda, mereka memiliki titik awal, tujuan, dan pemberhentian yang sama.
Manahan: Dulunya Adalah Argo Lawu dan Dwipangga Fakultatif
Manahan merupakan layanan kereta eksekutif yang memiliki relasi perjalanan Gambir ⇌ Solo Balapan. Kereta ini mengambil nama dari sebuah tokoh masyarakat setempat yang bernama Ki Ajeng Pamanahan, seorang sosok panutan sekaligus kakak angkat dari Sultan Adiwijaya. Saat ini, nama ‘Manahan’ dipakai oleh kelurahan dengan nama yang sama di kecamatan Banjarsari, Kota Solo. Karena lokasi Kelurahan Manahan yang bertepatan dekat dengan Solo Balapan, KAI memilih kata ‘Manahan’ sebagai nama baru kereta ini.
KA Manahan memiliki empat perjalanan dalam sehari dengan nomor KA 79F dan 81F berangkat dari Stasiun Solobalapan serta 80F dan 82F berangkat dari Stasiun Gambir. Anda dapat melihat waktu keberangkatan dan Kedatangan pada tabel di bawah ini:
Selama perjalanan, KA Manahan hanya akan berhenti sebanyak 6-8 kali. Perhentian kereta tersebut meliputi Stasiun Klaten, Stasiun Yogyakarta, Stasiun Kutoarjo, Stasiun Kroya, Stasiun Purwokerto, Stasiun Cirebon, Stasiun Cikarang, dan Stasiun Jatinegara. Untuk arah Solo (KA 80F dan 82F), kereta tidak akan berhenti di Stasiun Jatinegara dan Stasiun Cikarang.
Mengacu pada pemantauan di aplikasi KAI Access, KA Manahan memiliki rentang harga tiket sekitar Rp. 200.000-600.000. Bila kita membandingkannya dengan Argo Lawu, KA Manahan memiliki tarif minimum yang lebih murah, sama seperti Argo Merbabu.
Selain tarif minimum yang sama, KA Manahan juga merupakan mantan kereta api tambahan. Dulunya KA Manahan adalah KA Argo Lawu Fakultatif. Dari segi waktu keberangkatan dan kedatangan, kedua kereta ini tidak terlalu berbeda jauh. Selain itu, pada kereta arah Jakarta, Argo Lawu Fakultatif tidak berhenti di Stasiun Cikarang. (RED/DS)
Pingback: Balada Manahan Tambahan: Sang KA "Peminjam Rangkaian"