Berita KAIndonesiaKAI CommuterKereta Api

KAI Commuter Beberkan Alasan Beli KRL dari CRRC Tiongkok

KRL buatan CRRC yang dioperasikan oleh MTR Hong Kong di Tuen Ma Line | Foto: Wpcpey, Wikimedia Commons, CC-BY-SA 

REDigest.web.id, 8/2 – Kabar pembelian tiga rangkaian KRL baru dari Republik Rakyat Tiongkok oleh KAI Commuter telah mengejutkan banyak pihak. Bahkan di media sosial pun akhirnya timbul sejumlah spekulasi-spekulasi liar, termasuk spekulasi yang menyentuh ranah politik dan militer.

Melihat situasi ini, KAI Commuter pun akhirnya buka suara pada Selasa (7/2). Melansir dari CNN Indonesia, pihak KAI Commuter membuka sejumlah alasan mengapa KAI Commuter memilih KRL dari Negeri Tirai Bambu ini. Dalam keterangan ke media, Vice President Corporate Secretary PT KAI Commuter Anne Purba menyebutkan harga yang CRRC tawarkan ini lebih kompetitif.

Awalnya setelah keputusan larangan impor ini keluar, KAI Commuter telah menimbang Jepang sebagai negara pemasok KRL baru ini. Bahkan penawaran dari Jepang pun saat itu telah masuk. KAI Commuter juga telah mengajukan spesifikasi teknis KRL baru ini ke DJKA dan memastikan agar penawaran dari Tiongkok dan Korea Selatan, yakni Woojin dan Dawonsys juga sesuai dengan spesifikasi ini.

Akan tetapi, pada bulan Oktober kemudian penawaran dari Jepang mengalami kenaikan harga. Sehingga Anne mengatakan KAI Commuter pun melakukan perbandingan terhadap Tiongkok dan Korea Selatan.

Alasan KAI Commuter Pilih CRRC Tiongkok

Penandatanganan kontrak 3 set KRL yang ditandatangani Dirut KAI Commuter dan CRRC | Foto: KAI Commuter

Lantas mengapa kemudian KAI Commuter memilih CRRC? Menurut Anne, ada beberapa alasan yang membuat mereka memilih CRRC. Pertama adalah material konstruksi kereta, di mana Anne mengklaim pabrikan Korea kebanyakan memproduksi kereta dengan material aluminium, sedangkan KAI Commuter mayoritas menggunakan stainless steel.

Selain itu, AC juga menjadi pertimbangan KAI Commuter dalam memilih CRRC. Menurut Anne, spesifikasi AC yang CRRC tawarkan untuk KCI lebih sesuai dengan kebutuhan KAI Commuter. Anne mengklaim CRRC membuat kereta “berdasarkan hasil survei terhadap negara lain. Sedangkan Jepang “sedang memproduksi untuk kebutuhan dalam negerinya”.

Selain itu, seperti yang disebutkan di paragraf awal berita, harga dari penawaran CRRC ini KAI Commuter nilai lebih kompetitif. Tidak hanya itu, KAI Commuter juga menilai CRRC memiliki cukup banyak kerja sama, yakni dengan 28 negara di dunia.

Rencana ke Depan

Pengadaan KRL baru bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan meremajakan armada KRL Commuter Line Jabodetabek | Foto: RED/Ikko Haidar Farozy

KAI Commuter berencana pengadaan ini sendiri akan selesai dalam waktu 13,5 hingga 15 bulan. Di mana 13,5 bulan adalah waktu pengiriman rangkaian pertama, sedangkan 15 bulan adalah perkiraan seluruh rangkaian tiba di Indonesia. Nantinya ketiga rangkaian ini harus menjalani sertifikasi DJKA dan pengujian sejauh 4.000 km tanpa gangguan di jalur KAI Commuter. Baru kemudian akan berlanjut dengan uji kelaikan untuk penumpang dan kemudian uji coba angkut penumpang.

Selain impor KRL baru, KAI Commuter juga saat ini sedang melakukan pengadaan retrofit terhadap 19 rangkaian KRL dan pengadaan rangkaian KRL dari INKA sebanyak 16 rangkaian. Total investasi ini membutuhkan dana pinjaman KAI Commuter sebanyak Rp3,5 triliun, pinjaman dari KAI sebanyak Rp800 miliyar, dan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar 5 hingga 5,5 triliun Rupiah.

Proses pengadaan ini bertujuan untuk melakukan peningkatan kapasitas dan penggantian ataupun peremajaan terhadap armada KRL yang sudah memasuki masa pensiun. Awalnya, KAI Commuter hendak melakukan impor KRL seri E217 bekas JR East. Akan tetapi, proses ini tidak mendapat persetujuan dari pemerintah. (RED/IHF)

Ikuti kami di WhatsApp dan Google News


2 komentar pada “KAI Commuter Beberkan Alasan Beli KRL dari CRRC Tiongkok

  • Mosanto

    Banyak orang dodol tiba-tiba jd pengamat KRL. Yg pake kerera CRCC bukan cuma Indonesia, ada Singapura, US, Turki, Amerika Latin dll.

    Balas
    • Mudah2an setelah beli dari crrc, bisa bikin sendiri kai. Minta alih teknologi tong. Jangan ngandelin impor dari Jepang mulu. Jadi tolol selamanya.

      Balas

Tinggalkan komentar...

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

×