BusBus Antarkota/PariwisataRagamTempat WisataTravel

Family Gathering Komunitas Bus: Bersosialisasi, Jalan Bersama, Hingga Berwisata Alam

Family gathering bus
Acara family gathering komunitas penggemar bus: Sudiro Tungga Jaya Fans ke Pantai Drini, Gunungkidul. | Foto: RED/Enrico Perdana Putra

REDigest.web.id – Acara kumpul bersama keluarga besar, teman-teman, atau kolega sambil jalan-jalan yang disebut dengan family gathering, merupakan acara rekreasi sebagai bentuk perayaan momen spesial. Acara tersebut bisa berupa perayaan ulang tahun, temu kangen hubungan antar anggota, atau bersosialisasi menambah persaudaraan.

Kegiatan pada family gathering umumnya beragam menyesuaikan rundown acara, bisa dari makan dan foto bersama, bermain game, berbagi cerita dan pengalaman, menyanyikan lagu ramai-ramai, hingga bertamasya ke tempat wisata. Dan kali ini Tim REDaksi berkesempatan mengikuti acara family gathering, bukan dari sisi keluarga atau individual melainkan bersama komunitas bus yang berkolaborasi dengan perusahaan otobus (PO) Sudiro Tungga Jaya.

Family gathering kali ini memiliki destinasi yaitu berwisata ke Pantai Drini di Wonosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan peserta yang ikut bebas dari segala kalangan baik penggemar bus hingga masyarakat biasa atau penumpang bus yang sekedar ingin berlibur.

Memulai Perjalanan

Dimulai pada Jumat (10/1) malam dan Sabtu (11/1) dini hari, terdapat dua unit bus yang dipersiapkan untuk penjemputan peserta di mana satu bus berangkat dari Tangerang via Jakarta dan satu bus lainnya berangkat dari Maospati via Sragen. Korwil (koordinator wilayah) Jabodetabek berangkat menjelang jam 8 malam, dan korwil Jatim & Jateng berangkat sekitar jam 4 subuh.

Unit famgath dari korwil Jabodetabek yang sudah disiapkan melalui banner di kaca atas busnya. | Foto: RED/Enrico Perdana Putra

Berangkat dari titik awal perjalanan, korwil Jabodetabek singgah di dua tempat yaitu Pasar Rebo dan Raya Cakung untuk menjemput peserta rombongan family gathering lainnya, sedangkan korwil Jatim & Jateng singgah ke beberapa tempat seperti Ngawi, Sragen, dan Wonogiri. Untuk korwil Jabodetabek setelah selesai menjemput peserta family gathering, bus melanjutkan perjalanan dari Jakarta langsung menuju Rumah Makan Kedung Roso daerah Pejagan untuk istirahat dan sarapan dini hari, kemudian berangkat kembali langsung menuju Gunungkidul.

Tiba di Lokasi

Famgh
Unit bus yang digunakan pada famgath ini: Draka dari korwil Jabodetabek, Kinandira dari korwil Jatim & Jateng. | Foto: RED/Enrico Perdana Putra

Meski dari pertama berangkat mengalami keterlambatan karena kemacetan, unit Jabodetabek tiba terlebih dahulu di pintu masuk Kawasan Objek Wisata Pantai Gunung Kidul dengan selamat disusul kedatangan unit Jatim & Jateng, kemudian kedua bus jalan menjadi satu rombongan bersama hingga ke pelataran parkiran Pantai Drini. Setibanya di lokasi jam setengah 9 pagi, para peserta dibagikan baju famgath beserta souvernir, kemudian dilakukan sesi foto bersama dan dilanjutkan dengan sarapan pagi bersama.

Kegiatan sarapan pagi bersama pada peserta family gathering di Rumah Makan Drini Indah. | Foto: Tim panitia STJ Fans.

Usai sarapan, acara dilanjutkan dengan para peserta mengunjungi Pantai Drini atau saling ngobrol baik sesama korwil atau antarkorwil. Tim REDaksi bersama teman-teman peserta family gathering lainnya sama-sama berjalan menuju pantai Drini. Karena peserta famgath terpencar, seringkali setiap bertemu, mereka saling menyapa dan menanyakan tempat yang enak untuk menikmati Pantai Drini.

Destinasi Wisata

Pantai Drini berada di Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai yang bertetanggaan dengan Pantai Baron dan Indrayanti ini memiliki keunikan yaitu di tengah-tengah pantai terdapat tebing bebatuan karst yang membagi pantai menjadi dua bagian yaitu sisi timur dan sisi barat.

Keunikan tersebut masih berlanjut, untuk menuju tebing dapat diakses menggunakan sebuah jembatan dikarenakan saat pasang air laut bagian bawah tebing sepenuhnya tertutupi oleh air laut, sehingga memberikan efek visual yang indah di mana tebing tersebut seolah-olah seperti pulau kecil yang terapung di tengah Pantai Drini.

Ilalang di atas Tebing Drini dengan latar Samudera Hindia yang luas dengan langit yang cerah. | Foto: RED/Enrico Perdana Putra
View sisi barat Pantai Drini dari atas Tebing Drini, dengan latar pantai sebelah yaitu Watu Kodok dan Sanglen. | Foto: RED/Enrico Perdana Putra
View sisi timur dari atas Tebing Drini, dekat dengan Pantai Drini terdapat pantai Watu Bolong dan Ngrumput. | Foto: RED/Enrico Perdana Putra

Naik ke atas tebing, para wisatawan dapat melihat pemandangan lautan lepas Samudera Hindia melalui beberapa spot foto dan pendopo kecil yang disediakan. Selain itu dari atas tebing dapat melihat pemandangan sekitar Pantai Drini, termasuk pantai yang bersebelahan seperti Pantai Watu Kodok atau Watu Bolong.

Pantai Drini dengan bagian dasar di bawah air terlihat jelas keberadaan terumbu karang. | Foto: RED/Enrico Perdana Putra

Selain pemandangan yang indah, Pantai Drini juga ramah untuk pengunjung yang berenang karena bibir pantai Drini tidak langsung berhadapan dengan luasnya samudera, melainkan terdapat perairan dangkal dengan bagian dasarnya terdapat terumbu karang dan beberapa biota laut. Karena ramahnya kondisi pantai, ada juga jasa penyewaan perahu kano bagi wisatawan yang membawa anggota keluarga seperti anak-anak.

Tidak Langsung Pulang

Setelah puas bermain di kawasan pantai Drini, peserta family gathering kumpul kembali untuk melakukan kegiatan sarapan sore sembari diiringi musik koplo dangdut. Sebelum menaiki bus, panitia kembali melakukan sesi foto bersama yang kali ini terdapat perwakilan pengurus PO yang ikut foto bersama. Lepas Pantai Drini jam 3 sore rombongan family gathering tidak langsung pulang, melainkan mampir ke toko oleh-oleh yang dilanjutkan dengan mampir ke kota Yogyakarta.

“Sehabis makan, terbitlah dangdutan”. | Foto: RED/Enrico Perdana Putra
Foto bersama peserta famgath sebelum meninggalkan Pantai Drini dan melanjutkan perjalanan ke destinasi berikutnya. | Foto: Tim panitia STJ Fans

Sudah menjadi istiadat rombongan wisata ke Yogyakarta, kedua rombongan bus dengan julukan Draka dan Kinandira di family gathering ini melimpir ke Malioboro, tepatnya parkir di parkiran bus pariwisata Senopati dekat Titik Nol Yogyakarta. Di saat inilah peserta menikmati malam Minggu dengan jalan-jalan di sekitaran Malioboro baik berbelanja atau sekedar nongkrong sebelum kembali ke tujuan masing-masing.

Unit Kinandira dengan latar suasana hiruk pikuk Parkiran Bus Pariwisata Senopati (selatan Malioboro) ditemani langit senja. | Foto: RED/Enrico Perdana Putra
Suasana Malioboro di malam Minggu dari dalam bus Trans Jogja dan bertepatan dengan car free night. | Foto: RED/Enrico Perdana Putra

Setengah 9 malam lewat 10 menit rombongan family gathering lepas dari Titik Nol Yogyakarta sembari ditemani suara obrolan sesama peserta setelah melalui serangkaian kegiatan seharian, namun semakin lama semakin sayup karena lelah dan akhirnya tertidur. Lepas tengah malam, berganti tanggal (12/1) dan hari, armada korwil Jabodetabek tiba di Rumah Makan Raos Eco daerah Gringsing untuk makan yang terakhir dan kembali berangkat jam 1 dini hari.

Armada korwil Jabodetabek saat drop off peserta famgath di Pasar Rebo menjelang fajar. | Foto: RED/Enrico Perdana Putra

Dalam perjalanan ke Jakarta sebagian peserta kembali melanjutkan tidurnya, dan sebagian peserta lainnya menghabiskan waktu malamnya menikmati perjalanan sepanjang Tol Trans Jawa. Belum genap jam 5 subuh bus sudah memasuki Jakarta Timur, tepatnya di tol JORR antara Cikunir dengan Cakung. Persis seperti berangkat, di perjalanan pulang titik penurunan para peserta juga sama hingga akhirnya bus tiba kembali di terminal Poris Plawad Tangerang jam 6 pagi.

Rasa dan Pengalaman

Pada perjalanan family gathering komunitas Sudiro Tungga Jaya Fans ini memiliki harga tiket sebesar Rp700.000 dari Jabodetabek, namun seperti yang disebutkan sebelumnya para peserta tentu sudah mendapatkan fasilitas onboard dari armada bus AKAP kelas Eksekutif dengan leg rest, selimut, dan toilet, kemudian baju tema family gathering, konsumsi makan 4x (2 di perjalanan, 2 di lokasi wisata), snack dan air mineral, hingga tiket masuk tempat wisata.

Beberapa fasilitas yang di dapat selama acara family gathering, pada konsumsi makanan di kiri saat berada di lokasi wisata, di kanan saat singgah melakukan service makan di rumah makan. | Foto: RED/Enrico Perdana Putra

Selain fasilitas yang disebutkan, sosialisasi antarpeserta adalah sesuatu yang berkesan. Tidak hanya saling berkenalan nama satu sama lain tetapi bercerita seperti ketertarikan hobi, pengalaman setiap jalan-jalan, hingga berbagi kisah hidup adalah sebagian dari makna tersirat kegiatan gathering, ditambah ada rasa kebersamaan karena semua kalangan dan usia merasakan keseruan yang merata baik dari anak-anak, orang dewasa, hingga orang tua.

Peserta dan panitia yang turut andil dalam memeriahkan suasana famgath | Foto: RED/Enrico Perdana Putra

Lantas apakah acara family gathering komunitas penggemar bus harga tiketnya selalu berada di angka Rp700.000? Tidak, harga tiket suatu family gathering umumnya menyesuaikan dengan lokasi destinasi yang dituju, penggunaan unit busnya (spek antarkota kelas Eksekutif, Patas, atau Pariwisata) maupun lama harinya acara berlangsung, utamanya yang berkaitan dengan kegiatan menginap.

Family gathering bus
Ilustrasi: Family gathering komunitas penggemar bus Murni Jaya ke Dieng, harga tiket sebuah famgath diatur berdasarkan lamanya acara, lokasi acara, dan unit yang digunakan. | Foto: Instagram Murni Jaya Lovers

Apakah komunitas transportasi lain memiliki acara serupa? Tentu ada namun dengan konsep yang berbeda. Seperti gathering instansi transportasi kereta yaitu KAI Commuter yang justru mengadakan gathering bersama komunitas pengguna dan penggemar kereta via jalur undangan, serta selain game dan menginap bersama juga mengadakan acara bincang santai antara peserta dengan narasumber yang diundang oleh panitia. (RED/EPP)

Ikuti kami di WhatsApp dan Google News


Tinggalkan komentar...

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

×