Fakta KAIndonesiaKereta ApiLRT JabodebekTeknis

Intip Sederetan Fakta LRT Jabodebek yang Segera Beroperasi

LRT Jabodebek
Rangkaian LRT Jabodebek yang tengah menjalani uji persinyalan pada tanggal 28 Oktober tahun lalu | Foto: RED/Bayu Tri Sulistyo

REDigest.web.id – Setelah mengalami penundaan operasional dan sempat ramai dibicarakan terkait masalah anggaran seperti yang diberitakan sebelumnya, kini calon pengguna LRT dapat mulai bernafas lega. Melansir dari Detik, Manager Public Relation KAI Divisi LRT Jabodebek, Kuswardojo, menyatakan bahwa LRT Jabodebek akan beroperasi sesuai dengan target Commercial Operation Date (COD), yaitu pada 12 Juli 2023.

LRT Jabodebek digadang–gadang menjadi solusi kemacetan bagi warga Cibubur dan Bekasi. Meski pengoperasiannya tinggal sedikit lagi, namun tarif hingga armada menjadi concern pembahasan bagi beberapa pihak. Berikut kompilasi fakta yang kami kumpulkan menuju beroperasinya LRT Jabodebek.

Uji Coba Gratis

Rangkaian LRT Jabodebek di depo LRT Jabodebek saat kunjungan railfans | Foto: RED/Ridwan SR

Setelah pada bulan September 2022 dilakukan uji coba bagi para railfans, pada bulan Juni giliran masyarakat luas yang berkesempatan mencoba LRT sebelum beroperasi. Uji coba ini akan dilakukan tanpa memungut biaya alias gratis.

Masih menurut Kuswardojo, “Sebelum COD, Juni kita akan trial run. Masyarakat luas ada nanti akan kita buka kesempatan, tapi daftar dulu atau nanti mungkin undangan, dari pihak mana kita undang. Itu nanti Juni mungkin dibuka. Kalau Juli sudah berbayar. Jadi akan kita batasi, misal kapasitas 700 ya paling 200. Pasti gratis kalau trial run.” Namun saat artikel ini terbit, belum ada informasi lebih lanjut terkait ketentuan mengikuti uji coba tersebut.

Tarif Masih Belum Pasti

Meskipun akan beroperasi sebentar lagi, namun belum ada keputusan terkait berapa besaran tarif yang akan dibebankan ke pengguna LRT. Menurut Kuswardojo, secara aturan tiga bulan sebelum dioperasionalkannya LRT Jabodebek sudah ada ketentuan tarif yang diumumkan. Pihaknya belum bisa memberikan kepastian tarif karena menunggu keputusan Kementerian Perhubungan.

Melansir dari CNN Indonesia, meskipun angka tarif belum keluar namun calon penumpang bisa sedikit lega karena Pemerintah menjanjikan subsidi sehingga beban penumpang bisa diminimalisir. “Pemerintah bilang mau kasih PSO dan sebagainya, makanya pasti lebih murah dari itu. Cuma kalau pantasnya dengan biaya operasional usul kita ya segitu,” ungkapnya.

Sebelumnya tarif yang diusulkan KAI untuk jarak pendek adalah Rp5.000 per orang, dengan harga jarak terjauh mencapai Rp24.000. Rata-rata tarif LRT Jabodebek sendiri ada di angka Rp15.000 per orang. Sementara melansir dari CNBC Indonesia, Direktur Jenderal Perkeretapian Kementerian Perhubungan Risal Wasal mengungkap tarif terdekat LRT Jabodebek adalah Rp10.000 per orang. Sedangkan tarif terjauhnya Rp29.400 per orang. Ia menambahkan tarif untuk km pertama sendiri adalah Rp3.000 per orang, dengan tambahan tarif Rp825 per orang.

Ia mengatakan penerapan tarif ini sendiri masih menunggu penetapan dari Kementerian Perhubungan. Pembahasan terkait tarif sendiri sudah dilakukan sejak 2021 seperti diberitakan di sini.

Berjalan Langsung di Stasiun Halim

Lintas Pelayanan LRT Jabodebek | Sumber: Presentasi LRT Jabodebek oleh KAI

Saat mulai operasional nanti, LRT Jabodebek hanya akan melewati stasiun Halim tanpa berhenti untuk naik turun penumpang. Hal ini karena stasiun tersebut belum dibuka dan akan mulai melayani penumpang bersamaan dengan diresmikannya kereta cepat Jakarta-Bandung pada bulan Agustus nanti.

“Kalau yang dibahas pak Luhut itu Agustus itu adalah operasi KCJB bersamaan dengan LRT di Halim. Nah pas kita COD kita lewat aja tapi ngga berhenti Halim, karena Stasiun pun belum bisa dioperasikan,” Tambah Kuswardojo.

Bakal Terkoneksi Moda Angkutan Lain

Halte Cikoko Stasiun Cawang yang telah beroperasi mulai Jumat (17/2) | Foto: RED/Adrian Falah Diratama

Sebagai solusi atas kemacetan, konektivitas antar sarana transportasi menjadi kunci penting dalam mengurai simpul kemacetan dan bukan membuat kemcetan baru di masing-masing stasiunnya. Oleh karena itu, berikut rincian interkoneksi di 18 stasiun LRT.

  • Stasiun Dukuh Atas: Terkoneksi dengan KRL Commuter Line, MRT Jakarta, KA Bandara, serta Transjakarta BRT.
  • Stasiun Setiabudi, Stasiun Rasuna Said, Stasiun Kuningan, Stasiun Pancoran, Stasiun Ciliwung, Stasiun Cawang, dan Stasiun TMII: Terkoneksi Transjakarta BRT.
  • Stasiun Cikoko: Terkoneksi KRL Commuter Line, Transjakarta BRT, dan Mikrotrans.
  • Stasiun Halim: Terkoneksi KCJB.
  • Stasiun Kampung Rambutan: Terkoneksi Terminal Kampung Rambutan, Transjakarta BRT, serta Mikrotrans.
  • Stasiun Ciracas dan Stasiun Jatibening Baru: Terkoneksi Mikrotrans.
  • Stasiun Cikunir 1 dan 2: Terkoneksi angkutan kota (angkot).
  • Stasiun Bekasi Barat dan Stasiun Jati Mulya: Terkoneksi Transjakarta BRT, Trans Patriot, dan angkot.
  • Stasiun Harjamukti: Terkoneksi Transjakarta BRT dan Mikrotrans.

“Diharapkan dengan terhubungnya seluruh stasiun LRT Jabodebek dengan moda transportasi lain dapat mempermudah masyarakat dalam bermobilisasi dan LRT Jabodebek menjadi pilihan transportasi baru bagi masyarakat,” tambah Kuswardojo. Konektivitas ini merupakan hasil kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), serta pihak swasta.

Belum Kembalinya Sarana Bekas Tabrakan

Petugas meninjau lokasi tabrakan LRT Jabodebek di Munjul, Jakarta Timur, Senin (25/10).
Petugas meninjau lokasi tabrakan LRT Jabodebek di Munjul, Jakarta Timur, Senin (25/10) | Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Sebelumnya 2 rangkaian LRT terlibat kecelakaan saat menjalani uji coba di petak antara Stasiun Harjamukti-Cibubur dan Stasiun Ciracas, Munjul, Jakarta Timur 2021 lalu. Kecelakaan tersebut berujung penarikan 2 rangkaian yang terlibat ke INKA dan sempat diduga dijadikan sebagai armada kereta perintis di Sulawesi. Namun faktanya kedua rangkaian tersebut masih berada di INKA saat berita ini terbit.

Total jumlah rangkaian yang dimiliki LRT Jabodebek sendiri sebanyak 31 rangkaian, namun saat ini baru tersedia 29 rangkaian imbas kecelakaan tersebut. Setelah selesai menjalani perbaikan, 2 rangkaian bekas kecelakaan tersebut akan melalui proses tes operasional hingga sertifikasi di Kementerian Perhubungan. Rencananya kedua rangkaian tersebut akan tiba di Jakarta pada bulan Juni.

Meskipun 2 rangkaian LRT  tersebut belum tiba, namun LRT Jabodebek menjamin hal tersebut tidak berdampak pada persiapan operasional LRT Jabodebek. “Sejauh ini kan ada 29 yang siap armadanya, sedangkan paling banyak kita cuma pakai 20-27 saja pakai kereta sehari, 27 itu saat peak hour, jadi tidak akan ganggu operasional kita,” tambah Kuswardojo. (RED/ADR)

Ikuti kami di WhatsApp dan Google News


Tinggalkan komentar...

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

×