Merasakan Sensasi Menjajal Kereta Cepat Jakarta Bandung PP!
REDigest.web.id – Setelah persemian Kereta Cepat atau “Whoosh” oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada tanggal 2 Oktober 2023, tercatat ada tiga periode Uji Coba umum atau Whoosh Experience Program. Yaitu pada tanggal 3-7 Oktober, 8-10 Oktober dan yang terkini pada tanggal 11-16 Oktober. Dalam kesempatan ini Penulis berserta beberapa teman-teman menggunakan kesempatan uji coba umum pada hari Kamis (12/10) untuk melakukan perjalanan pulang-pergi Jakarta Bandung, baik untuk menjajal Kereta Cepat dan jalan-jalan di sekeliling Kota Bandung.
Perjalanan ke Stasiun Halim
Perjalanan penulis bermula dengan menggunakan LRT Jabodebek dari Taman Mini ke Stasiun Halim, dengan transit di Stasiun Cawang. Setibanya di Stasiun Halim, penulis harus berjalan ke ujung peron untuk naik ke lantai dua untuk melakukan tap out. Terdapat petunjuk signage yang mengarahkan Penulis dan penumpang lain ke arah pintu keluar dan menuju Stasiun Kereta Cepat Halim.
Perlu digarisbawahi bahwa penumpang harus menghubungi petugas jika hendak transit ke arah sebaliknya karena kedua peron stasiun tidak dihubungkan, jadi jika tidak menghubungi petugas penumpang harus melakukan tap out sebelum tap in lagi menuju peron satunya.
Setelah melalui gate tap out, terdapat jembatan yang menghubungkan Stasiun LRT Halim dan Stasiun Kereta Cepat Halim, di dalam jembatan tersebut juga terdapat travelator yang dapat membantu penumpang yang membawa barang bawaan yang cukup banyak. Setelah melalui jembatan tersebut Penulis sampai di hall atas Stasiun Halim.
Penukaran tiket
Meskipun tersedia opsi pemindaian barcode/QR Code untuk proses boarding, Penulis memilih untuk mencetak tiket di stasiun. Melalui Ticket Vending Machine yang terletak di stasiun, yaitu di sebelah kanan lobby utama stasiun Halim dan di hall atas Stasiun Halim (dekat dengan boarding gate). Dikarenakan Penulis membeli minuman terlebih dahulu di Indomaret yang terletak di parkiran kantor KCIC, Penulis menukarkan tiket di TVM yang terletak di lobby utama stasiun Halim.
Di dalam mesin ini, terdapat dua pilihan yang tersedia: membeli tiket atau mengambil tiket yang sudah dipesan secara online. Karena pada periode ini pemesanan (yang gratis) hanya dapat dilakukan melalui situs web resmi KCIC, Penulis memilih untuk mengambil tiket yang sudah dipesan secara online.
Setelah memilih jenis pengambilan tiket, mesin akan menunjukan pemilihan jenis Identitas di mana Penulis memilih pilihan “Kartu Identitas” (KTP). Setelah ini Penulis harus menginput nama lengkap dan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebelum mencetak tiket.
Setelah mengisi nama lengkap dan NIK, mesin TVM akan menunjukan tiket yang dapat dicetak, untuk menghemat waktu Penulis memilih untuk mencetak tiket berangkat dan pulang di waktu yang sama. Setelah memilih tiket yang mau dicetak, Penulis hanya perlu menekan tombol “Cetak” dilayar untuk mencetak tiket.
Menurut Penulis, sistem ini sedikit lebih lama ketimbang sistem print boarding pass untuk Kereta Jarak Jauh (KAJJ) KAI, karena harus mengisi baik nama lengkap dan NIK ketimbang kode booking. Namun disisi lain menurut Penulis sistem ini memiliki keunggulan di mana penumpang hanya sekedar mengeluarkan KTP untuk mengisi NIK, tanpa perlu bantuan perangkat elektronik lainnya.
“Lucunya” lagi, Penulis membandingkan tiket Penulis ke tiket milik teman Penulis, desain background di tiket milik teman Penulis pun berbeda. Lebih mirip design background di tiket kereta milik China Railways ketimbang tiket yang dimiliki Penulis.
Perjalanan ke BandungÂ
Untuk perjalanan kereta cepat ini Penulis menaiki kereta dengan nomor perjalanan G1125 dengan jam keberangkatan 10.20 WIB, namun alih-alih ke Tegalluar, Penulis memilih untuk berhenti di Stasiun Padalarang agar bisa melakukan transit ke KA Feeder yang akan membawa Penulis ke Stasiun Bandung. Sebelum masuk ke ruang tunggu yang terletak di dekat boarding gate, Penulis harus melewati cek keamanan dan scan X-Ray untuk barang bawaan Penulis.
Sekitar 30 menit sebelum keberangkatan, penumpang dipersilahkan naik ke peron melalui gate yang tersedia, prosedur gatenya cukup sederhana. Penumpang tinggal meletakan tiket kedalam mesin gate hingga tiket muncul di atas mesin (dengan layar mesin menunjukan konfirmasi sukses boarding), lalu penumpang tinggal mengambil tiket dari atas mesin dan pintu gate akan terbuka.
Boarding Gate Stasiun Halim | Video: RED/Gilang Fadhli Dharana
Penumpang Kereta G1125 diarahkan ke peron jalur 5-6 di Stasiun Halim, di mana kereta sudah berada di jalur 6. Untuk perjalanan ini, Penulis berada di kereta no 2. Dengan kereta (kabin masinis) nomor 1 menghadap arah Halim dan kereta (kabin masinis) nomor 8 menghadap Tegalluar, kereta nomor 2 untuk perjalanan ini terletak Di sisi belakang rangkaian kereta. Di samping kereta terdapat display yang menunjukan nomor kereta, nomor perjalanan dan destinasi kereta. Penulis dan penumpang lainnya disambut oleh pegawai KCIC ketika menaiki kereta, seperti menaiki Kereta Jarak Jauh (KAJJ) PT KAI pada umumnya.
Kereta G1125 berangkat pukul 10.18 WIB, 2 menit lebih awal daripada waktu keberangkatan terjadwalnya yaitu pada pukul 10.20 WIB. Okupansi kereta terlihat cukup ramai dan penumpang pun tampak menikmati perjalanan. Terlebih 1 kereta dibuat heboh karena ada keberadaan Mulan Jameela yang tampaknya sedang menjajal Kereta Cepat, banyak penumpang yang berdiri untuk mengambil foto bareng ataupun sekedar memotret moment tersebut.
Perjalanan ke Padalarang menempuh waktu sekitar 29 menit dengan kereta G1125 tiba di Stasiun Padalarang pada pukul 10.47 WIB, 3 menit lebih awal dari waktu kedatangan terjadwalnya yaitu pada pukul 10.50 WIB.Â
Feeder Kereta Cepat menuju Stasiun Bandung
Mengakses feeder dari peron Kereta Cepat sangatlah mudah, Penulis hanya perlu berjalan ke sisi arah Bandung untuk menuju ke exit gate menuju peron feeder. Proses gate nya sama persis seperti boarding, setelah melalui gate Penulis turun ke peron feeder melalui eskalator. Ketika Penulis sudah sampai di peron feeder, tampak KRD Feeder buatan INKA sudah menunggu di peron tersebut.
KA Feeder berangkat dari stasiun Padalarang pada pukul 11.04 WIB, 1 menit lebih awal dari jadwal keberangkatannya yaitu pada pukul 11.05 WIB. Perjalanan feeder kurang lebih memakan waktu sekitar 19 menit dengan pemberhentian di Cimahi (walaupun Penulis tidak melihat apakah pintu kereta dibuka atau tidak) , KA Feeder tiba di Stasiun Bandung sesuai dengan jadwal Kedatangan pada pukul 11.24 WIB. Penumpang KA feeder diarahkan ke skybridge dan signage di Stasiun Bandung mengarahkan penumpang ke pintu keluar KAJJ utara, namun setelah bertanya ke pegawai stasiun Penulis pun bisa keluar melewati pintu selatan Stasiun Bandung.
Intermeso
Selama Di Bandung, Penulis berkunjung ke daerah Braga. Karena lokasinya yang relatif dekat dengan Stasiun Bandung. Di Braga penulis mengunjungi berapa tempat seperti tempat makan Mie Kocok dan kafe Jurnal Risa, Penulis juga sambil melakukan pekerjaannya (karena hari kamis adalah jatah WFHatau terkadang WFC penulis). Namun tidak melupakan kesempatan untuk sekedar bersantai-santai, nyeruput kopi dan mendengarkan musik sambil menikmati suasana.
Menjelang sore, Penulis berkunjung ke Mesjid Raya Bandung dan berburu oleh-oleh di area Pasar Baru Bandung. Sebelum kembali berjalan menuju Stasiun Bandung untuk menaiki Feeder Kereta Cepat menuju Stasiun Padalarang.
Perjalanan Balik Ke Jakarta
Penulis tiba di Stasiun Bandung sekitar pukul 17.40 WIB, setelah rehat sejenak dan kembali membeli oleh-oleh di Stasiun Bandung. Penulis memasuki hall Feeder Kereta Cepat yang terletak di sisi kiri hall utara Stasiun Bandung, di sini Penulis harus menyerahkan tiket dan KTP untuk diinspeksi layaknya seperti inspeksi boarding pass ketika naik KAJJ. Setelah lolos inspeksi, Penulis berjalan menuju skybridge Stasiun Bandung untuk menaiki KA Feeder Kereta Cepat yang sedang bersiap di jalur 7.
KA Feeder Kereta Cepat menuju Stasiun Padalarang berangkat sesuai jadwal pada pukul 17.12 WIB, KA Feeder sempat berhenti dan membuka pintunya di Stasiun Cimahi namun penulis tidak bisa mengkonfirmasi apakah ini untuk menurunkan/menaikan penumpang atau khusus pegawai saja.
Pada pukul 17.31 sesuai dengan jadwal, KA Feeder tiba di Stasiun Padalarang. Penulis pun langsung menuju eskalator yang berada di sisi arah Bandung peron untuk menuju hall Stasiun Kereta Cepat Padalarang.
Di hall ini tersedia juga mesin TVM bagi penumpang yang belum mengambil tiket mereka, setelah memasuki hall Stasiun Penulis diarahkan ke ruang tunggu stasiun oleh petugas Stasiun, di mana setelah rehat sejenak Penulis langsung melakukan boarding melalui gate yang tersedia.
Penulis beserta penumpang lainnya harus menyebrang ke peron dua melalui jembatan penyebrangan yang tersedia, lucunya di salah satu bagian ujung Jembatan terdapat tanda larangan lewat bagi penumpang yang akan turun ke peron. Namun karena eskalator disetel menuju arah bawah, banyak penumpang yang turun melewati jalur tersebut.
Pada sekitar pukul 17.49-17.50 WIB, rangkaian Kereta Cepat dengan nomor kereta G1146 tiba di stasiun Padalarang. Penulis beserta penumpang lainnya pun langsung menaiki rangkaian karena pada pukul 17.51 WIB, sesuai dengan jadwal Kereta G1146 berangkat dari Stasiun Padalarang. Dalam perjalanan Penulis pun bersantai sambil menikmati musik melalui earphone dan penumpang lainnya tampak sedang menikmati ataupun beristirahat selama perjalanan.
Rangkaian Kereta Cepat dengan nomor KA G1146 tiba di Stasiun Padalarang | Video: Khairani Ayu Prima
Melangkah ke dalamRangkaian Kereta Cepat dengan nomor KA G1146Â | Video: Khairani Ayu Prima
Kereta G1146 tiba di Stasiun Halim pada pukul 18.20 WIB, dan pintu kereta di buka pada pukul 18.21 WIB, sesuai dengan waktu tiba terjadwal kereta tersebut. Penulis pun mengambil waktu sejenak untuk memoto Kereta, berfoto bersama teman teman Penulis dan memoto suasana peron sebelum turun ke exit gate .
Penutup dan penilaian
Menurut Penulis, eksekusi transit dari Kereta Cepat menuju feeder dalam uji coba ini sudah optimal karena waktu yang diberikan untuk melakukan transit cukup, terutama ketika perjalanan balik. Kereta Cepatnya juga lumayan nyaman bagi Penulis di kelas Premium Economy walaupun dengan catatan kursi harus direbahkan terlebih dahulu, dalam posisi originalnya kursinya kerasa sedikit keras dan tidak nyaman.
Ride quality yang ditawarkan cukup mulus bagi perjalanan KA, terutama dibandingkan KA konvensional (walaupun perlu dicatat bahwa Penulis tidak bisa membandingkan dengan Kereta Cepat di luar negeri, karena belum pernah naik). Dan waktu tempuh sekitar 1 jam 10 menit (secara rata-rata untuk perjalanan ini) dari Stasiun Halim ke Stasiun Bandung bagi Penulis tergolong cepat, di mana waktu tempuh KA konvensional (Argo Parahyangan) bisa mencapai hampir 3 jam secara rata-rata. Ditambah lokasi tinggal penulis yang relatif “dekat” dari Stasiun Halim, membuat Kereta Cepat sebagai alternatif yang bagus ke KA Konvensional buat Penulis jika Penulis hendak bepergian ke Bandung.
Namun ada berapa aspek yang harus diperbaiki menurut penulis, pertama adalah minimnya informasi tentang tata cara penggunaan TVM ataupun scan barcode di halaman Instagram Kereta Cepat, ini sangat disayangkan menurut Penulis karena penumpang terpaksa harus menanyakan informasi tersebut ke staff stasiun.
Kedua, menurut penulis display informasi kereta cepat dapat dibuat warnanya agar lebih “enak” di mata, karena menurut Penulis warna biru yang digunakan mungkin terlalu mencolok bagi beberapa orang (Penulis juga mendapatkan keluihan perihal hal tersebut dari salah satu teman penulis yang sebelumnya pernah naik).
Ketiga dan yang terakhir, menurut Penulis pengumuman uji coba ini sangatlah mendadak, di berapa media lainnya mungkin sudah ada “ancang-ancang” (contoh: msn.com). Namun di halaman resmi Kereta Cepat hanya diumumkan ketika “War tiket” sudah mau dimulai. Jadi tidak ada waktu untuk calon penumpang untuk mempersiapkan diri, ataupun mengetahui info tersebut jika tidak rajin membuka halaman media sosial Kereta Cepat. (RED/GFD)