[OPINI] 75 Tahun PT KAI, Kemajuan, Cobaan, dan Harapan Kita Semua
Gaya Baru Kehumasan dan Direksi KAI:
Pada 8 Mei lalu, kepemimpinan di PT KAI mengalami perubahan. Bersama dengan sejumlah jajaran direksi, Direktur Utama PT KAI mengalami perombakan oleh Menteri BUMN Erick Thohir. Edi Sukmoro yang telah menjabat dari tahun 2015 diberhentikan dan digantikan oleh Didiek Hartantyo. Seperti dikutip dari profil akun LinkedIn pribadinya, ia pernah menjabat posisi Senior Vice President (Oktober 2009 – Februari 2011) dan Executive Vice President (Februari 2011 – Januari 2016) di Bank Mandiri.
Saat mulai memimpin KAI, Didiek menjadi lebih aktif dalam engagement dengan masyarakat, terutama railfans. Media sosial dengan platform Twitter sering digunakan untuk membagi informasi kemajuan di dunia PT KAI. Begitu juga dengan akun media sosial KAI yang mengeluarkan trivia mengenai railfans itu sendiri. Para railfans pun merasa senang karena mulai diapresiasi oleh jajaran direksi KAI, dan berharap banyak suara mereka dapat lebih mudah didengar.
Hubungan baik dengan railfans pun terus berkembang dan didukung dengan langkah-langkah konkret. Salah satunya adalah membuat grup WhatsApp yang beranggotakan perwakilan pengurus komunitas railfans se-Indonesia beserta tim humas pusat KAI mulai dari staf, manajer, hingga Vice President Public Relations. Komunikasi yang terjalin melalui grup WhatsApp ini juga terjaga dengan baik karena tim humas KAI sangat aktif mengadakan diskusi baik di dalam grup WhatsApp maupun melalui pertemuan daring bersama direksi dan unit-unit yang ada di KAI. Hal ini tentu memudahkan para railfans untuk menyuarakan aspirasi dan mengadakan kegiatan di lingkup perkeretaapian yang dikelola KAI.
Meskipun demikian, seluruh kegiatan komunikasi yang dilakukan KAI tetap memperhatikan kode etik perusahaan dan undang-undang yang mengatur tentang informasi publik. Oleh sebab itu tidak heran jika masih dijumpai kalimat-kalimat normatif yang bagi sebagian orang dianggap sebagai jawaban yang kurang memuaskan. Hal ini sangat lumrah untuk menjaga citra perusahaan dan melindungi beberapa informasi yang sensitif, namun diharapkan untuk adanya perubahan di masa mendatang.
Aturan Fotografi di Stasiun:
Banyak dari kalangan railfans ataupun kalangan lain yang sering menggunakan kamera DSLR/mirrorless di stasiun kereta api adalah masalah aturan fotografi di stasiun memiliki kejelasan. Akan tetapi, meskipun ada pergantian direksi dan perubahan arah komunikasi yang lebih terbuka, masalah ini sepertinya masih belum selesai juga.
Permasalahan mengenai larangan foto2 distasiun untuk hobby seakan tidak pernah selesai. Mungkin pihak pusat memperbolehkan, tapi nyatanya kejadian di lapangan seperti ini. Lantas bagaimana hal ini dapat selesai dengan baik? @KAI121 @keretaapikita #fotosepur pic.twitter.com/NZgnaYyqHG
— NopleTutut (@Naufal_Elnadi) September 11, 2020
Masih ada beberapa kali kejadian di mana orang yang menggunakan kamera DSLR dilarang menggunakannya oleh PKD, dengan yang viral adalah yang terjadi di Jatinegara beberapa waktu lalu. Padahal objek yang difoto bukanlah hal sensitif dan posisi pemotret juga tidak mengganggu aktivitas pengguna ataupun membahayakan keselamatannya.
Meski KAI jika ditanyakan perihal ini selalu merespon dari perusahaan tidak pernah melarang, tetapi peristiwa ini kadang masih terjadi. Di beberapa stasiun, aktivitas menggunakan kamera DSLR tidak pernah dilarang selama menjaga keamanan. Namun di beberapa stasiun lain, aktivitas ini langsung memancing perhatian PKD.
Tim REDaksi berpendapat, agar koordinasi dari KAI bisa lancar, seragam, dan dimengerti semua pihak, aturan fotografi seyogyanya ditempel di stasiun agar dapat dilihat oleh semua orang. Proses penyuluhan dan koordinasi juga harus dilakukan secara serentak dengan semua jajaran di lapangan secara bersamaan. Hal ini agar semua tempat memiliki aturan yang konsisten, dan tidak ada lagi konflik serupa.
Setelah dikeluarkannya infografis tentang peraturan memotret di stasiun dan kasus ini sampai masuk media nasional, Tim REDaksi berharap permasalahan ini mendapat titik terang dan tidak terulang lagi.
Sebelumnya: Pembuka
Selanjutnya: Performa Grup KAI di Tengah Pandemi