Beginilah Webinar Kesiapan Operasi Jalur KA Trans Sulawesi oleh MASKA
Presentasi dari Penanggap:
Tanggapan Masyarakat Transportasi Indonesia
Dalam presentasi pertama oleh Agus Taufik Mulyono dari Masyarakat Transportasi Indonesia, disampaikan jalur KA ini terhubung dengan daerah penghasil sumber daya alam. Untuk jalur KA Makassar-Pare-Pare sendiri dapat berperan dalam distribusi 16,33 juta ton komoditas per tahun.
Untuk menggarap potensi ini, diperlukan pemaduan jaringan prasarana dan pelayanan transportasi antarmoda/multimoda di Pelabuhan Makassar dan hinterland industri. Selain jalur KA Makassar-Pare-Pare, juga disampaikan potensi peran KA dalam distribusi komoditas di Pulau Sulawesi pada rencana jalur lain.
Ia menyampaikan juga diagram manfaat sosial ekonomi pembangunan jalur KA ini. Dari input berupa pembangunan, timbul output prasarana, sarana, dan sistem operasi KA. Hal ini kemudian menghasilkan pengangkutan orang dan barang, beserta manfaat-manfaat langsung seperti penyerapan tenaga kerja dan penghematan waktu, dan manfaat tidak langsung seperti peningkatan ekonomi.
Namun ia juga menyampaikan peringatan dini akan potensi kegagalan baik dari manfaat dan konektivitas. Untuk mencegah hal tersebut, dari segi manfaat tarif harus terjangkau dan bisnis harus bernilai humanis. Sedang dari segi konektivitas, pembangunan di simpul transportasi harus dilakukan, pelabuhan Makassar harus dapat diakses KA, dan adanya dukungan proaktif dari pemerintah daerah.
Tanggapan dari Celebes Railway Indonesia:
Helmi Adam dari Celebes Railway Indonesia (CRI) memberi presentasi penanggap selanjutnya. Ia menyebutkan kelak PT CRI akan membangun KA di Sulawesi. Berharap mengelola untuk prasarana KA barang dan penumpang. Barang membayar TAC, penumpang membayar tiket. Selain itu, ia juga membeberkan pembagian saham PT CRI, yang terdiri atas PT PP (45%), PT Bumikarsa (22,5%), PT CCEI (22,5%), dan PT Iroda Utama (10%).
CRI menyampaikan untuk pertama kali di perkeretaapian Indonesia pengelolaan sarana dan prasarana dilakukan terpisah. Sehingga harmonisasi diharap dapat sinergi. CRI juga menyambut baik privatisasi kereta api dengan skema KPBU. KPBU infrastruktur harus memuat keyakinan sektor perbankan.
Dukungan pembiayaan sektor ini akan sangat dibutuhkan agar dapat memiliki kelayakan finansial dan komersial yang baik. PT CRI ini sendiri mendapat dukungan pembiayaan dari konsorsium pemberi pinjaman (Indonesia Infrastructure Finance, Bank Syariah Indonesia, dan PT Sarana Multi Infrastructure) sebanyak 70%, dan konsorsium BUP sebanyak 30%
PT CRI juga kemudian membeberkan skematik investasi, pembiayaan, dan potensi pola distribusi permintaan logistik pada jalur KA Trans Sulawesi. Selain itu, juga disampaikan bagaimana cara mereka menganalisis potensi permintaan logistik tersebut.
Tanggapan MASKA: Menganggap CRI berani menjadi pionir untuk berinvestasi dalam KA swasta. MASKA juga kemudian menanyakan bagaimana kesiapan sarana KA ini nantinya, agar tidak mengalami keterlambatan atau harus mengandalkan asing lagi.
BPPT:
Pertanyaan ini pun dijawab oleh presentasi penanggap oleh Mulyadi Sinung dari BPPT. Diharapkan armada prototipe KA cepat yang dikembangkan BPPT ini dapat digunakan untuk layanan KA penumpang pada lintas KA Trans Sulawesi oleh operator yang telah disepakati.
Di tahun 2022 sendiri telah ada anggaran pembuatan sarana prototipe kereta cepat dengan kecepatan hingga 200 km/jam. Hal ini sejalan dengan rencana BPPT yang butuh lokasi uji prototipe kereta cepat dengan lengkung jalan yang memenuhi sepanjang 20 km.
Sedangkan pilihan teknologi BPPT sendiri adalah antara KRL, KRDE, ataupun KRDE hibrida dengan baterai.
Tanggapan MASKA: MASKA menanggapi presentasi BPPT bahwa secara teknis berarti sudah siap untuk mengoperasikan jalur KA ini pada tahun 2022. Diharapkan juga agar sarana bisa seluruhnya buatan Indonesia.
Tokoh Masyarkat (Agus Arifin Nu’mang; Gubernur Sulawesi Selatan Periode 2008-2018)
Agus Arifin memberi apresiasi keseriusan pemerintah pusat untuk mewujudkan KA Sulawesi, di mana dulu jalur ini sebenarnya sudah
ada sejak tahun 1920an silam, yang menurutnya sisa-sisanya pun masih tampak. Sementara itu pembangunan akses Semen Tonasa dan Garongkong serta New Port sudah akan selesai. Dalam konteks konektivitas ke pelabuhan, sampainya jalur KA ini ke Pare-Pare juga dinilai akan banyak manfaat karena Pare-Pare ini menghubungkan Sulawesi dan Kalimantan
InsyaAllah masyarakat dan pemerintah akan memberikan dukungan agar KA Makassar-Pare-Pare ini dapat segera terwujud. Ia yakin kalau proyek ini selesai, masyarakat Sulawesi akan ikhlas membantu pembebasan untuk kelanjutan pembangunan jalur KA di Sulawesi, dan harapannya kelanjutan pembangunan jalur KA ini akan lebih mudah.
Dalam tanggapan ini, tidak ada presentasi yang ditampilkan.
Sesi Tanya-Jawab:
Setelah presentasi utama dan presentasi penanggap, acara berlanjut dengan sesi tanya-jawab. Ada sangat banyak pertanyaan di kolom chat Zoom, termasuk dari Tim REDaksi. Namun akhirnya hanya ada tiga pertanyaan dengan tema besar untuk masing-masing narasumber yang dapat dijawab karena keterbatasan waktu.
Pertanyaan pertama ditujukan terhadap KPPU mengenai peran terkait kompetisi usaha KA. Pertanyaan selanjutnya diajukan terhadap RailGood mengenai fleksibilitas angkutan berbasis rel pada jarak tertentu, dan apakah optimisme terkait angkutan barang dapat diterapkan di Indonesia. Lalu selanjutnya terhadap LLKA DJKA yaitu apakah dimungkinkan aturan yang memungkinkan subsidi terhadap angkutan barang dan penumpang pada tahap awal?
Pertanyaan pertama dijawab oleh KPPU. Pihaknya menilai CRI ini adalah pionir dari keterlibatan swasta. Selain itu, KPPU tidak akan berhenti menegakkan peraturan persaingan seperti pengadaan agar sesuai prosedur. KPPU kembali menekankan tidak akan menghalang-halangi PSN, apalagi karena proyek ini sifatnya monumental.
Selama dua tahun terakhir ini BUMN telah menyadari tentang persaingan. Di mana BUMN di transportasi udara dan industri mematuhi pedoman perundang-undangan persaingan usaha yang berlaku. Pendekatan KPPU ini adalah advokasi dan konsultasi agar tidak perlu sampai ada pemerkaraan.
Willem dari RailGood menjawab pertanyaan kedua. Kompetisi selalu berdasarkan pada biaya dulu, lalu reliabilitas, ketersediaan, dan juga frekuensi. Ia memberi contoh untuk angkutan KA barang, pada jarak dekat pun bisa kompetitif seperti di Sydney, Australia. Angkutan KA dari sektor industri ke pelabuhan di Sydney bisa kompetitif karena adanya kepadatan jalan raya.
Namun truk bisa lebih fleksibel, dan lebih kompetitif untuk angkutan jumlah kecil (sekitar misal 10 kontainer), atau ketika tujuannya terpecah-pecah. Ia memberi contoh untuk angkutan barang antara Rotterdam dan Finlandia, di mana angkutan tidak banyak sehingga moda truk lebih berkembang.
Melihat angkutan KA barang di Indonesia sendiri, Willem menilai angkutan ini di segmen Surabaya-Jakarta berhasil karena ada pusat ekonomi. Sulawesi sendiri dapat menjadi sukses jika kemudian terjadi kepadatan jalan ditambah jarak yang memadai. Selain itu, pada prinsip para pelaku tidak mau rel ataupun jalan raya menjadi monopoli. Melainkan kedua moda ini dapat menjadi alternatif satu sama lain.
Pertanyaan terakhir dijawab oleh LLKA DJKA. Trucking dari Semen Tonasa ke Biringkasi saat ini 15 km, sedang nantinya mereka akan beralih ke Garongkong yang jaraknya 53 km. Beban angkutan yang dikeluarkan ini akan menjadi lebih besar, sehingga rencananya akan diberikan tarif yang kompetitif, di mana misal jarak 15 km = 53 km.
Selain itu juga ada beberapa alternatif, seperti track acees charge (TAC) 0 Rupiah, sedang kalau belum kompetitif juga, bisa diterapkan subsidi. Sehingga tidak ada pembebanan lebih terhadap Semen Tonasa. Namun jika angkutan ini berkembang, nantinya pembebasan TAC dan subsidi akan perlahan-lahan ditarik.
Untuk penumpang, diterapkan skema keperintisan. Di awal ini peran pemerintah harus masuk, tetapi akan ada perubahan lagi jika perkembangan jalur sudah ke mana-mana.
Penutup
Dalam menutup seminar daring ini, Ketua Umum MASKA mengatakan waktu acara sangat terbatas, sehingga pada akhirnya harus bertemu di lain waktu. Sertifikat pun disampaikan ke para pembicara yang telah hadir.
Dewayana Agung, Ketua II MASKA juga mengapresiasi ketertarikan para hadirin akan keingintahuan dalam seminar ini, dan diyakini satu hari pun kurang cukup. Selain itu, ia menilai seluruh stakeholder dari berbagai kalangan telah hadir. Begitu juga dengan keynote speaker telah memberi banyak pencerahan.
Dewayana kemudian memberi ringkasan akan jalannya seminar ini. Topik pertama memberikan penjelasan manfaat jalur KA Trans Sulawesi, lalu topik kedua menjelaskan sisi persaingan usaha perkeretaapian, topik ketiga menyampaikan informasi kesiapan yang sudah dan akan dilakukan, dan topik terakhir penjelasan akan transportasi rel dan pengalaman yang sangat berharga terkait multioperator KA barang di Jerman dan Belanda
Selain itu ia juga mengapresiasi para penanggap. Lalu juga sesi Tanya jawab menurutnya memberi lebih banyak lagi pendalaman. Ia pun menyampaikan, kalau memang kalau ingin mengupas tuntas, dalam sehari saja tidak cukup. Ia berharap apa yang disampaikan dalam seminar ini bermanfaat bagi kita semua. Seminar ini pun resmi ditutup. (RED/IHF)
Halaman sebelumnya: Sambutan keynote speaker dan presentasi utama
Ucapan terima kasih spesial Tim REDaksi ucapkan terhadap MASKA yang telah mengundang Tim REDaksi ke seminar daring ini dan membuat liputan ini mungkin ditulis.
Pingback: Begini Rancang Bangun Eksterior dan Interior Kereta Cepat Indonesia
Pingback: Kementerian Perhubungan Lirik Jepang untuk Sarana KA Makassar-Parepare
Pingback: Oktober 2022, Jalur KA Trans Sulawesi Mulai Beroperasi