Eskalator Stasiun Juanda Mati, Lansia Terpaksa Gunakan Tangga Manual
REDigest.web.id, 27/7 – Seorang lansia tertangkap kamera sedang terpaksa gunakan tangga manual di Stasiun Juanda. Lansia tersebut terpaksa gunakan tangga manual akibat eskalator di Stasiun Juanda mati dan tidak tersedia lift sama sekali.
Foto tersebut terunggah lewat kiriman warganet dengan nama akun Mudtaba Feri Ferdiansyah pada grup Facebook KRL-Mania. Kiriman tersebut tertanggal Rabu (27/7) pukul 7:35 pagi. Dalam kiriman tersebut, Mudtaba menjelaskan bahwa ia sudah menawarkan bantuan pada sang lansia yang merupakan seorang wanita. Namun lansia tersebut menolaknya untuk berjalan sendiri menuruni tangga secara perlahan.
Mudtaba menyayangkan eskalator-eskalator di Stasiun Juanda yang kini mati. Mudtaba juga menekankan bahwa ini bukan soal membakar kalori namun ada pihak-pihak yang memang membutuhkan fasilitas tersebut. Terlebih di Stasiun Juanda dan stasiun lain sepanjang Cikini-Jayakarta tidak tersedia fasilitas lift.
Ironi kampanye tangga manual
Sebelumnya, KAI Commuter mengunggah kampanye penggunaan tangga manual di stasiun. Dalam kampanye tersebut, KAI Commuter mengajak pengguna jasa KRL untuk menggunakan tangga manual agar membakar kalori. Menurut KAI Commuter, setiap 10 anak tangga dapat membakar sekitar 1 kilo kalori.
Namun kampanye ini menjadi bulan-bulanan pengguna jasa KRL karena pengunggahan kampanye ini dinilai tidak tepat waktu dan tidak tepat sasaran dan banyaknya pengguna yang membutuhkan fasilitas seperti eskalator dan lift. Hal tersebut akhirnya terbukti lewat kiriman di media sosial.
Yuk mulai sehat dari diri sendiri!#RekanCommuters, ternyata setiap naik 10 anak tangga bisa membakar kalori sekitar 1 kkl loh, dan untuk turun 20 anak tangga bisa membakar 1 kkl. |1 pic.twitter.com/Dpx1FAKKQk
— KAI Commuter (@CommuterLine) July 12, 2022
Warganet lainnya menyayangkan bahwa kejadian eskalator mati ini justru terjadi di kantor pusat KAI Commuter. Menurutnya, jika di stasiun kantor pusat KAI Commuter eskalator bisa mati, maka di stasiun lain tidak dapat diharapkan. (RED/MPF)