Fakta KASejarah KA

96 Tahun Kereta Rel Listrik di Indonesia, Perjalanan Awal Hingga Masa Kini

Heavy rail terelektrifikasi pertama di luar Jabodetabek

Tiang LAA Solo Jebres
Tiang LAA di Stasiun Solo Jebres tahun 2018 lalu | Foto: Jawa Pos

KCI mulai melayani wilayah di luar wilayah terelektrifikasi di Jabodetabek dan Lebak saat diberi tugas mengelola angkutan KA Lokal Merak (Rangkasbitung – Merak (PP)) dan KA Prambanan Ekspres pada 1 Oktober 2020. Kala itu KA Prambanan Ekspres masih menggunakan KRD sebagai armada utamanya.

Walau ditunjuk sebagai pengelola Prameks, sesungguhnya pemerintah telah memiliki keinginan untuk mengganti Prameks dengan KRL. Elektrifikasi Yogyakarta-Solo sendiri merupakan sebuah mimpi yang sudah sangat lama dicanangkan. Studi elektrifikasi telah ada sejak 2009, sedang detailed engineering design sudah ada sejak 2013. Kala itu elektrifikasi Yogyakarta-Solo dicanangkan dibangun dari 2014, dan 2017 KRL di lintas ini sudah beroperasi.

Apa daya, proyek ini justru terus terlambat. Tiang-tiang LAA baru mulai ditempatkan tahun 2015 silam di Solo Jebres. Proyeknya sendiri tidak kunjung berjalan sampai 2020, di mana tiang LAA pertama akhirnya berdiri di Klaten pada 3 Februari 2020 silam. Proyek ini pun kemudian berlangsung cepat meskipun Indonesia tak lama setelahnya didera ujian berupa pandemik COVID-19.

Pada pertengahan 2020, tiang LAA sudah berdiri di sepanjang Gawok hingga Yogyakarta. Sementara itu, tiang LAA belum banyak berdiri di antara Gawok dan Solo Balapan. Sedianya, KRL akan beroperasi hanya dari Yogyakarta – Klaten (PP) mulai 10 November 2020, namun diundur karena belum siapnya sarana dan prasarana. Mendekati Desember 2020, tiang dan kawat LAA semakin lengkap dan telah terbentang secara penuh dari Yogyakarta ke Solo.

Armada KRL Joglo, terselip kejutan

Tampilan KRL KfW saat sedang direhabilitasi di INKA | Foto: Ditjenka

Setelah sebelumnya ditarik dari peredaran di Jabodetabek pada 2019, armada KRL KfW ini pun mulai diperbaiki di pabriknya, INKA Madiun. Total keseluruhan armada yang berjumlah 10 set ini menjalani proses perbaikan. Selain perbaikan sistem, terdapat perubahan pada eksterior yang mengadopsi motif batik parang, dan interior dengan warna kursi yang diganti.

Antara Agustus hingga Oktober 2020, beberapa rangkaian KRL KfW milik Kementerian Perhubungan yang menjadi calon armada KRL Yogyakarta sudah siap untuk diujicoba. Dikarenakan elektrifikasi di Yogyakarta yang belum selesai, tiga rangkaian KRL KfW pun dikirim ke Jakarta untuk uji coba.

Calon armada KRL seri 205 untuk Daop 6 Yogyakarta, KRL seri 205 rangkaian SLO32
Calon armada KRL seri 205 untuk Daop 6 Yogyakarta, KRL seri 205 rangkaian SLO32 | Foto: RED/Muhammad Pascal Fajrin

Di lain pihak, KCI ternyata memiliki rencana sendiri untuk KRL Yogyakarta – Solo. Di luar dugaan, KCI memperpendek susunan dua rangkaian KRL seri 205 Jalur Musashino yang baru saja tiba di Jakarta menjadi SF4. Dua KRL ini pun kemudian akan dikirim ke Yogyakarta. Pengiriman KRL seri 205 ke Yogyakarta dilakukan pada akhir Oktober 2020 setelah pengiriman satu rangkaian KRL KfW ke Yogyakarta.

Pengiriman ini bukan tanpa kendala, karena KRL seri 205 dibuat dengan standar yang berbeda dengan standar yang berlaku di Indonesia. Sepanjang perjalanannya dari Depok ke Yogyakarta, KRL seri 205 ternyata menabrak berbagai prasarana di stasiun maupun jalan rel baik di bagian atas maupun di bagian bawah kereta. KRL seri 205 ini pun harus diinapkan di Solo dulu untuk perbaikan. Dan pada pengiriman kedua di bulan Desember 2020, KCI melakukan sejumlah hal untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan yang terjadi pada pengiriman pertama terulang.

Uji coba KRL di Yogyakarta

Momen bersejarah yang ditunggu: Jalannya KLB ujicoba KRL di lintas Daop 6 Yogyakarta | Foto: Muhammad Afif
Momen bersejarah yang ditunggu: Jalannya KLB ujicoba KRL di lintas Daop 6 Yogyakarta | Foto: Muhammad Afif

Pada 5 November 2020, KRL pertama di luar sistem Jabodetabek pun berjalan dengan tenaga sendiri dari Klaten hingga Brambanan. Dan hanya dalam tempo 2 bulan lebih setelah uji coba pertama ke Brambanan, elektrifikasi lintas Yogyakarta – Solo pun rampung. Pada 30 Desember 2020, satu rangkaian KRL KfW berhasil menempuh rute Yogyakarta – Solo Balapan dengan tenaganya sendiri.

Tidak mau kalah dengan KRL KfW, KRL seri 205 juga ikut diujicobakan di wilayah Yogyakarta. Bahkan pada akhirnya, prasarana elektrifikasi Yogyakarta – Solo pun diujicobakan dengan kedua jenis KRL secara bersamaan.

Mulai 20 Januari 2021, KRL Yogyakarta – Solo pun mulai diujicobakan dengan penumpang meski saat itu masih kalangan terbatas. Pada 1 Februari 2021, uji coba ini pun merambah kalangan pengguna umum.

KRL KfW di Solo Balapan
Rangkaian KRL KfW saat memasuki Stasiun Solo Balapan | Foto: Angin Elandajagat

Dan pada berlakunya GAPEKA 2021 (10 Februari 2021), KRL Yogyakarta – Solo (PP) pun resmi beroperasi komersial. KRD Prambanan Ekspres pun diperpendek menjadi hanya Kutoarjo – Yogyakarta (PP) saja. Tidak lama kemudian, pada 15 Februari KRL di lintas ini pun mulai beroperasi dengan formasi 8 kereta.

KRL seri 205 rangkaian SLO32 dan SLO9 dengan formasi 8 kereta
KRL seri 205 rangkaian SLO32 dan SLO9 dengan formasi 8 kereta | Foto: Muhammad Alif Asta Jaya

Penutup

KRL hari ini
Kereta Rel Listrik di Indonesia hari ini, pada usianya yang ke-96. Perkembangan apakah yang akan menanti di masa depan? | Foto: RED/Muhammad Pascal Fajrin

Selama 96 tahun, Kereta Rel Listrik telah membuat cerita bagi perkeretaapian Indonesia. Dari sebuah miniatur kereta elektrik buatan Ernst Werner von Siemens di Berlin hingga menjadi sebuah solusi transportasi massal yang ramah lingkungan di kawasan Hindia Belanda 30 tahun kemudian.

Perkembangan ini pun terus berlanjut, sehingga kemudian manfaat KRL pada akhirnya bisa dirasakan oleh seluruh wilayah Jabodetabek secara merata. Tidak hanya itu, KRL di Indonesia pun telah berkembang pesat baik dari jaringan, dan jenisnya. Dari perkembangan KRL Jabodetabek, kemunculan LRT dan MRT, hingga lahirnya KRL Yogyakarta-Solo.

Saat ini telah muncul berbagai wacana perkembangan prasarana dan sarana KRL. Seperti misal rencana elektrifikasi lintas Surabaya-Malang dan sarana KRL baru telah mengemuka. Belum lagi dengan kereta cepat Jakarta-Bandung yang juga akan menggunakan kereta rel listrik. Bagaimana arah rencana tersebut kelak? Tentu kita pun tak sabar menunggu. (Tim REDaksi)

Halaman Sebelumnya: Era Kereta Commuter Indonesia, melebarkan sayap elektrifikasi, KRL bandara, keluarga baru yang lebih ringan, dan MRT Jakarta beroperasi

Referensi

  • JICA
  • Kementerian Perhubungan
  • De Koloniale Roeping van Nederland
  • Bappenas
  • KAI Commuter
  • MRT Jakarta
  • Haryo Damardono, 2016. The Untold Story of E-Ticketing: Kisah di Balik Modernisasi KRL Jabodetabek, Jakarta, Penerbit Kompas
  • Majalah KA edisi 80 Maret 2013
  • Berbagai sumber lainnya


Terima kasih sudah mempercayakan kami sebagai referensi berita perkeretaapian Anda. Dengan misi sebagai media perkeretaapian yang independen dan faktual, RE Digest hingga saat ini beroperasi dengan biaya pribadi dari masing-masing Tim REDaksi.

Donasi yang Anda berikan sangat membantu kami untuk terus beroperasi dan meningkatkan kualitas informasi yang kami sajikan. Sampaikan dukungan dan donasi Anda melalui link Trakteer di bawah ini

donasi Trakteer

Pages ( 8 of 8 ): « Sebelumnya1 ... 4567 8

One thought on “96 Tahun Kereta Rel Listrik di Indonesia, Perjalanan Awal Hingga Masa Kini

Tinggalkan komentar...

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

×